Daftar Isi
- 1 Pengertian Model PBL Menurut Para Ahli
- 1.1 1. Prof. Barrows (1984)
- 1.2 2. Prof. Savery dan Prof. Duffy (1996)
- 1.3 3. Prof. John Larmer (2015)
- 1.4 4. Prof. Howard Barrows (1988)
- 1.5 5. Prof. Woods (2000)
- 1.6 6. Prof. Ertmer dan Prof. Friend (1995)
- 1.7 7. Prof. Hmelo-Silver (2004)
- 1.8 8. Prof. Boud (1985)
- 1.9 9. Prof. Lizzio et al. (2002)
- 1.10 10. Prof. Kaufman et al. (2003)
- 2 Kelebihan Model PBL Menurut Para Ahli
- 3 Kekurangan Model PBL Menurut Para Ahli
- 4 FAQ mengenai Model PBL Menurut Para Ahli
- 5 Kesimpulan
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun generasi yang unggul dan berkualitas. Salah satu pendekatan pembelajaran yang sedang populer belakangan ini adalah model PBL atau Problem-Based Learning. Model ini dipercaya mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif pada peserta didik.
Menurut Dr. Johnson, seorang pakar pendidikan, model PBL merupakan metode pembelajaran yang memberikan tantangan kepada siswa untuk memecahkan masalah nyata. Proses belajar tidak lagi hanya sebatas menghafal informasi, melainkan lebih kepada penerapan pengetahuan dalam situasi kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Prof. Davis mengatakan bahwa model PBL juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan memberikan tantangan dan konteks nyata, siswa akan lebih termotivasi untuk mencari solusi dan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran.
Dalam implementasinya, model PBL tidak hanya menitikberatkan pada kemampuan akademis, tetapi juga kemampuan sosial dan emosional siswa. Dengan bekerja dalam tim dan berkolaborasi dalam memecahkan masalah, siswa juga akan mengembangkan kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama.
Dengan berbagai pendapat para ahli tersebut, model PBL menjadi pilihan yang tepat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era digital ini. Diharapkan dengan pendekatan yang aktif dan kontekstual, peserta didik akan mampu menghadapi tantangan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks.
Pengertian Model PBL Menurut Para Ahli
Model PBL (Problem-Based Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berfokus pada pemecahan masalah. Dalam model ini, siswa diberikan masalah yang kompleks dan harus mencari solusi melalui penyelidikan, kolaborasi, dan refleksi. Para ahli telah memberikan berbagai pengertian mengenai model PBL dan berikut adalah penjelasan terperinci dan lengkap mengenai pengertian tersebut.
1. Prof. Barrows (1984)
Menurut Prof. Barrows, model PBL adalah pendekatan yang menggunakan situasi masalah nyata sebagai titik awal pembelajaran. Dalam model ini, siswa diberikan masalah yang kompleks dan harus aktif terlibat dalam proses pemberian solusi. Tujuan utama dari model ini adalah untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah, kerjasama, dan pemikiran kritis.
2. Prof. Savery dan Prof. Duffy (1996)
Prof. Savery dan Prof. Duffy mengemukakan bahwa model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam penyelidikan dan pemberdayaan untuk memecahkan masalah yang kompleks. Model ini juga melibatkan kerjasama antara siswa, guru, dan masyarakat luas. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman mendalam, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan berkomunikasi.
3. Prof. John Larmer (2015)
Prof. John Larmer mendefinisikan model PBL sebagai pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah dunia nyata melalui proyek-proyek pembelajaran. Tujuannya adalah untuk melibatkan siswa dalam aktivitas kreatif, memberikan konteks nyata, dan mengembangkan keterampilan kolaborasi serta pemikiran kritis.
4. Prof. Howard Barrows (1988)
Menurut Prof. Howard Barrows, model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam mempelajari konsep-konsep dasar melalui pemberian masalah nyata yang relevan. Dalam model ini, siswa didorong untuk mencari solusi melalui penyelidikan, diskusi, dan refleksi. Tujuannya adalah untuk membangun pemahaman yang kokoh dan keterampilan berpikir kritis.
5. Prof. Woods (2000)
Prof. Woods memberikan pengertian bahwa model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, dan bekerja secara kolaboratif melalui pemecahan masalah nyata. Dalam model ini, siswa diberikan peran aktif dalam proses pembelajaran.
6. Prof. Ertmer dan Prof. Friend (1995)
Prof. Ertmer dan Prof. Friend menyatakan bahwa model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam situasi pembelajaran yang kompleks dan mendalam. Model ini mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, dan kolaborasi melalui eksplorasi aktif dan refleksi terhadap masalah-masalah dunia nyata.
7. Prof. Hmelo-Silver (2004)
Prof. Hmelo-Silver mengemukakan bahwa model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses penyelidikan, kolaborasi, dan refleksi untuk memecahkan masalah yang kompleks. Model ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berkomunikasi, dan bekerja secara tim.
8. Prof. Boud (1985)
Prof. Boud memberikan pengertian bahwa model PBL adalah pendekatan yang fokus pada pemberian konteks nyata dalam pembelajaran. Dalam model ini, siswa diberikan masalah yang relevan dengan dunia nyata dan harus mencari solusi melalui refleksi, kolaborasi, dan penyelidikan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman mendalam dan kemampuan memecahkan masalah.
9. Prof. Lizzio et al. (2002)
Prof. Lizzio et al. menyatakan bahwa model PBL adalah pendekatan yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah kompleks melalui strategi refleksi, penyelidikan, dan berpikir divergen. Dalam model ini, siswa diberikan peran aktif dalam proses pembelajaran dan didorong untuk berpikir secara kreatif dan analitis.
10. Prof. Kaufman et al. (2003)
Prof. Kaufman et al. mengemukakan bahwa model PBL adalah pendekatan yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah nyata melalui penyelidikan, pemikiran kritis, dan berpikir kreatif. Dalam model ini, siswa diberikan kebebasan untuk mempelajari topik dengan mendalam dan berkolaborasi dengan siswa lain untuk mencari solusi terbaik.
Kelebihan Model PBL Menurut Para Ahli
Berikut adalah empat kelebihan model PBL menurut para ahli, yang menjelaskan mengapa pendekatan ini dianggap efektif dalam pembelajaran:
1. Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Model PBL melibatkan siswa dalam memecahkan masalah yang kompleks dan nyata. Proses pemecahan masalah ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif dalam menghadapi tantangan dalam dunia nyata. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam pemecahan masalah, model PBL mendorong pengembangan keterampilan yang relevan untuk kehidupan sehari-hari.
2. Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi
Model PBL mendorong siswa untuk bekerja dalam kelompok atau tim untuk mencari solusi terbaik. Melalui kolaborasi ini, siswa belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, menghargai keberagaman, dan bekerja sama menuju tujuan bersama. Keterampilan kolaborasi seperti ini sangat penting dalam dunia kerja dan dalam kehidupan masyarakat yang semakin global.
3. Konteks Pembelajaran yang Relevan
Model PBL menggunakan masalah nyata sebagai titik awal pembelajaran. Dengan menggunakan konteks yang relevan dengan kehidupan nyata siswa, model ini membantu siswa memahami konsep-konsep abstrak dengan lebih baik. Dengan memberikan konteks nyata, siswa menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar serta dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis
Model PBL mendorong siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah dan menemukan solusi. Dalam proses pemecahan masalah, siswa didorong untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mempertanyakan asumsi. Dengan berpikir kritis, siswa dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks.
Kekurangan Model PBL Menurut Para Ahli
Di sisi lain, terdapat juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan model PBL. Berikut adalah empat kekurangan yang perlu diketahui:
1. Membutuhkan Waktu yang Lebih Lama
Proses pemecahan masalah dalam model PBL dapat memakan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan oleh tahap-tahap penyelidikan, diskusi, dan refleksi yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, implementasi model PBL memerlukan alokasi waktu yang lebih besar dalam kurikulum.
2. Membutuhkan Fasilitator yang Kompeten
Dalam model PBL, peran fasilitator sangat penting untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Fasilitator harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengelola situasi pembelajaran yang kompleks serta mampu mengarahkan siswa dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, model PBL memerlukan fasilitator yang kompeten dan berpengalaman.
3. Tidak Cocok untuk Semua Materi Pelajaran
Model PBL cenderung lebih cocok digunakan dalam materi pelajaran yang memiliki konteks nyata yang mudah terkaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Namun, model ini mungkin kurang efektif jika diterapkan dalam materi pelajaran yang lebih teoritis dan abstrak. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan kecocokan model PBL dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
4. Memiliki Resiko Terjadinya Penurunan Kedisiplinan
Karena model PBL menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan kebebasan kepada siswa dalam menentukan jalannya pembelajaran, terdapat resiko terjadinya penurunan kedisiplinan siswa. Siswa mungkin cenderung mengalami kesulitan dalam mengorganisir diri sendiri dan membagi waktu antara pembelajaran dan tugas-tugas lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan manajemen kelas yang baik untuk mengurangi resiko ini.
FAQ mengenai Model PBL Menurut Para Ahli
1. Apa kelebihan model PBL dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional?
Kelebihan model PBL dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional antara lain meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, keterampilan kolaborasi, dan relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Selain itu, model PBL juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
2. Apakah model PBL cocok untuk semua mata pelajaran?
Model PBL cenderung lebih cocok digunakan dalam materi pelajaran yang memiliki konteks nyata yang mudah terkaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Namun, model ini mungkin kurang efektif jika diterapkan dalam materi pelajaran yang lebih teoritis dan abstrak.
3. Siapakah yang menjadi fasilitator dalam model PBL?
Dalam model PBL, fasilitator berperan sebagai pengarah dan pembimbing siswa dalam proses pembelajaran. Fasilitator ini bisa menjadi guru, pengajar, atau tenaga pendidik lain yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola situasi pembelajaran yang kompleks.
4. Bagaimana cara mengelola disiplin siswa dalam model PBL?
Untuk mengelola disiplin siswa dalam model PBL, diperlukan manajemen kelas yang baik. Guru atau fasilitator harus memberikan aturan dan ekspektasi yang jelas kepada siswa, memonitor kemajuan siswa secara teratur, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Selain itu, juga perlu memberikan panduan tentang pengaturan waktu dan pengorganisasian tugas agar siswa tetap disiplin.
Kesimpulan
Model PBL adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada siswa dan pemecahan masalah. Model ini melibatkan siswa dalam pemecahan masalah nyata, pengembangan keterampilan kolaborasi, dan pengembangan pemahaman mendalam. Meskipun memiliki kelebihan yang signifikan, seperti meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dan kolaborasi, model PBL juga memiliki kekurangan, seperti membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan fasilitator yang kompeten. Namun, dengan manajemen yang baik, efektivitas dan potensi model PBL sebagai pendekatan pembelajaran yang inovatif dan relevan tetap dapat dimaksimalkan.